
Suaratrans.com, LAMPUNG SELATAN – Banyaknya para penumpang yang pingsan di Pelabuhan ASDP Cabang Bakauheni, Lampung Selatan, karena kelelahan saat hendak masuk kapal roro harus di evaluasi oleh pihak menajemen PT ASDP Indoensia ferry (Persero).
Pantauan suartrans.com, Senin (10/6/2019) hingga Rabu (12/6/2019), terjadinya penumpukan penumpang yang ada di pelabuhan Bakauheni, banyak memakan korban, seperti orang pingsan ada 53 orang, kelelahan, kekurangan oksigen karena berhimpit-himpitan dan berdesakan atau yang sakit saat antri beli tiket maupun antri masuk kapal roro sekitar 246 orang.
Anak-anak kecil dan lansia banyak mengalami kepayahan diruang tunggu pelabuhan Bakauheni, karena kapasitas muat ruang tunggu sudah penuh dan berjubel dengan penumpang. Kesiapan ASDP Cabang Bakauheni, Lampung Selatan, dalam hal mengurai penumpang kapal dipertanyakan.
Sebelumnya ASDP Cabang Bakauheni, Lampung Selatan, menyiapkan bus khusus difabel, anak-anak, lansia dan ibu hamil, untuk didistribusikan ke dermaga 5 dan 6, guna mengurai lonjakan penumpang. Namun, bus tersebut hanya beroperasi pada H+1 s.d H+3. Padahal lonjakan penumpang masih terjadi di H+4 dan H+5.
Berdasarkan data Posko Angkutan Lebaran 1440 H Tahun 2019 PT. ASDP Cabang Bakauheni, penumpang pejalan kaki pada H+4 mencapai 21.731 orang dan pada H+5 sebanyak 16.091 orang. sedangkan puncak penumpang terjadi pada H+3 sebanyak 25.968 orang. Dari data tersebut, pada H+4 masih terdapat lonjakan penumpang yang besar, dan hanya dialokasikan penyebarannya ke dermaga 1, 2 dan 3, untuk dermaga 5 dan 6 tidak ada.
Oleh karena itu, terjadi kondisi penumpukan penumpang di ruang tunggu disebabkan pendistribusian penumpang tidak merata. Dan ditambah dengan fasilitas ruang tunggu yang panas dan hanya terdapat 4 unit AC, 2 unit kipas angin, yang berupaya menciptakan suasana ruangan agar sejuk.
Hasil pantauan dilapangan fasilitas penunjang tersebut tidak mumpuni atau tidak sanggup untuk membuat ruangan sejuk, karena penumpang yang sudah banyak dan berjubel diserta cuaca yang panas. (WANDI)