Beranda Daerah Nanang Ermanto Imbau Warga Tidak Brspekulasi Mengenai Suara Dentuman Usai Erupsi GAK

Nanang Ermanto Imbau Warga Tidak Brspekulasi Mengenai Suara Dentuman Usai Erupsi GAK

232
TEJANG PULAU SEBESI – Plt. Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto mengimbau semua pihak untuk tidak berspekulasi, mengenai suara dentuman yang terdengar hingga Bogor, usai terjadinya erupsi di Gunung Anak Krakatau.

Nanang meminta masyarakat khususnya Lampung Selatan untuk tetap tenang, tidak panik, akan tetapi harus tetap waspada terkait erupsinya GAK. Sebab, kata Nanang, saat ini semua orang sedang terkonsentrasi bagaiamana menangani wabah corona covid-19 segera berakhir.

“Sabtu pagi saya bersama Kapolres dan OPD mendatangi Pos Pemantauan GAK di Desa Hargopancuran, Kec. Rajabasa. Alhamdulillah kondisinya aman. Masyarakat sepanjang pesisir tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa. Dan petugas pemantau GAK juga tidak mendengar suara dentuman,” ujar Nanang.

“Mengenai suara dentuman yang terdengar masyarakat Bogor dan Jakarta, serahkan saja pada ahlinya untuk menganalisa. Mereka lebih faham menganalisanya secara ilmiah. Jangan dikaitkan dengan hal mistis. Saat ini konsentrasi kita bagaimana mencegah penyebaran corona covid-19.,” imbuh Nanang.

Baca Juga:  Resmikan Bantuan Sumur Bor, Nanang: Rawat Dengan Baik Jangan Sampai Rusak
Dentuman yang terdengar di Jakarta dan sekitarnya, bukan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK), Jumat (10/04/2020) lalu.
Hal itu ditegaskan oleh masyarakat Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.
“Kami disini sama sekali tidak mendengar dentuman, Gunung Anak Krakatau hanya mengeluarkan pijaran api, bau belerang yang sangat menyengat dan hujan debu saja”, ujar Rojali, Sekretaris Desa Pulau Sebesi, Minggu (12/04/2020).
Dirinya berharap, semoga bau belerang itu menjadi obat pembunuh virus corona, karena belerang adalah antivirus secara alami,” lanjutnya.
Sementara itu Robi, SPd, I yang merupakan Ketua Badan Permusyawarahan Desa (BPD) Teja Pulau Sebesi mengatakan hal yang sama kepada Tim, “tidak terdengar suara dentuman seperti yang dikatakan orang Jakarta, kami disini hanya mencium bau belerang dan mengalami hujan debu saja”, tegas Robi.
Camat Rajabasa Sabtudin membenarkan memang GAK erupsi kembali, tapi menimbulkan Tsunami. Erupsi GAK kali ini hanya menimbulkan bau belerang yang sangat menyengat dan mengeluarkan debu hitam dan itu sangat dirasakan oleh masyarakat pesisir Rajabasa terutama Desa Tejang Pulau Sebesi yang hanya berjarak 2 kilometer”, cetus Sabtudin.
“Kita sudah pernah mengalami musibah Tsunami dan kami telah belajar dari pengalaman, seperti yang kita lihat masyarakat disini beraktivitas seperti biasanya”, pungkas Sabtudin.
“Kami tetap mengimbau masyarakat Tejang Pulau Sebesi yang paling dekat dengan Gunung Anak Krakatau untuk tetap tenang dan waspada menghadirkan Erupsi GAK dan wabah COVID – 19”, tandas Sabtudin. (Kmf/Be)