
ST.COM.LampungTengah– pasca pemberitaan di beberapa media baik cetak, online dan elektronik tentang diduganya penyelewengan serta pembobolan rekening penerima bantuan tunai PKH dan BPNT di desa Bumi Jaya, kecamatan Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah, akhirnya membuat aparat desa kebakaran jenggot.Berbagai cara untuk meredam kemarahan masyarakat yang terzolimi mereka tempuh,intimidasi, memanggil dan memaksa untuk menanda tangani surat perjanjian damai, akhirnya mengumpulkan masyarakat di Balai desa. Rabu (30/9/2020).
Pertemuan itupun juga tidak mencapai titik terang antara aparat Kampung dengan masyarakat.Pada pertemuan itu, Kades Bumi Jaya MJ meminta untuk menyudahi masalah yang ada.” Yang sudah ya sudah, dan untuk kedepanya kita perbaiki lagi” Dan untuk ini diminta ibu FT sebagai pendamping PKH kampung untuk dapat menjelaskan dan mengklarifikasi, kata MJ.
Dikesempatan itu, pendamping PKH kampung desa Bumi Jaya, FT, langsung menanyakan pada salah satu penerima PKH Mahmuda yang sebenarnya tidak dapat bantuan karena sudah diputus.Ujarnya yang pendamping PKH itu saya bukan Ibu MT.Ibu MT itu ketua kelompok PKH.Masih kata FT, Ibu Mahmuda pernah hubungi Saya melalui WA dan telpon kalau dia sudah mengundurkan diri dan diputus PKH nya,dan FT juga menerangkan tentang pembobobolan ATM itu kan sudah damai dengan secara kekeluargaan.
Menanggapi pernyataan tersebut, Penerima PKH, Mahmuda mengatakan pada forum, “bagaimana saya menghubungi ibu FT melalui WA, apalagi telpon, saya punya nomor ibu aja nggak.Bahkan liat ibu aja baru pertama kali sekarang ini.Dan Ibu MT itu siapa, kenapa dia bilang saya nggak dapat, padahal pak lurah sendiri mengatakan saya dapat.
Sri Astuti, penerima PKH yang ATM nya diduga dibobol oleh adik kasi kesra juga mengatakan, Jika berdamai dengan saya itu memang benar, tapi berdamai dengan masyarakat itu bukan urusan saya. Jawabnya dengan ketus.(Rls/RIO)