Beranda Daerah Sejumlah Warga Desa Kampung Baru Menilai Penggunaan DD Kurang Transparan dan Tidak...

Sejumlah Warga Desa Kampung Baru Menilai Penggunaan DD Kurang Transparan dan Tidak Tepat Sasaran

310

SUARATRANS – Sejumlah warga Desa Kampung Baru, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, menilai beberapa pembangunan yang memakai dana desa (DD) di desa tersebut, terkesan tidak transparan dan tanpa perencanaan sesuai harapan masyarakat.

Salah satunya, pembangunan saluran air (drainase) di jalan lintas Sumatera sepanjang kurang lebih 50 meter yang menggunakan DD tahun 2019 itu, tidak bermanfaat untuk kepentingan masyarakat desa.

“Coba lihat pembangunan drainase itu apa ada manfaatnya buat kita. Lagian juga saluran air diruas jalan nasional kan bukan urusan desa,” menurut warga yang enggan disebutkan namanya, Selasa (25/09/2019).

Baca Juga:  Ramaikan Ramadhan, PLN Gelar Bazar UMKM Rumah BUMN Bandar Lampung

Warga lainnya juga sependapat, selain tidak masuk skala prioritas, berbagai kegiatan pembangunan infrastruktur juga terkesan ditutup- tutupi alias tidak transparan nilai pengerjaannya.

“Warga juga belum pernah melihat papan proyek pekerjaan dilokasi pembangunan. Sehingga, banyak warga yang tidak tahu jumlah anggaran yang digunakan untuk pembangunan tersebut,” katanya.

Selain itu, banyak pekerjaan yang tidak di butuhkan masyarakat. Pada tahun 2019 ini saja, ada beberapa pembangunan seperti pengerjaan lapangan sepakbola mini, sumur bor dan drainase yang semuanya belum menjadi kebutuhan warga.

Baca Juga:  Pedagang Pasar Unit 2 Tulang Bawang Keluhkan Drainase Yang Tersumbat

“Dari tiga jenis pembangunan itu, pembangunan lapangan sepakbola mini dan drainase masih belum mendesak banget dan sia-sia. Sebab, masih banyak sektor yang lebih penting yang dibutuhkan warga yang mayoritasnya sebagai petani,” terangnya.

Untuk mengklarifikasi keluhan sejumlah warga tersebut, media ini mencoba menghubungi Effendi Hafifi yang merupakan Kepala Desa Kampung Baru.

Kepada media ini, Effendi enggan menanggapi sejumlah pertanyaan yang dikeluhkan warganya tersebut.

“Enggak bisa dijelaskan lewat ponsel. Ke rumah saja,” singkat Effendi. (TIM)