Berita Media Globalberita terkiniDaerahLampunglampung tengah

Dana BTT BPBD Lamteng Bangun 100 Jembatan Dan Gorong – Gorong

Laporan : Riki

Lampung Tengah,(Suaratrans.com) -Tanggap dalam mengatasi bencana, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Tengah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), telah membangun 100 jembatan dan gorong-gorong dari periode tahun 2021-2024.

Rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan fisik tersebut, mengacu pada undang-undang penanggulangan bencana dan PP 21 tahun 2008 terkait penyelenggaraan bencana.

 

Meski anggaran yang dialokasikan dari Belanja Tidak Terduga (BTT) minim. Sebab, untuk keperluan darurat dan mendesak. Namun, hasil kualitas bangunan yang dikerjakan ‘bukan kaleng-kaleng’.

Kepala BPBD Lamteng Makmuri mangatakan, bahwa dari hasil pembangunan yang telah dilaksanakan tersebut, anggaran yang telah di gelontorkan mencapai sekitar Rp24 miliar.

“Jadi terkait rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, dari tahun 2021-2024 ini, yang memakai dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di pos anggaran BTT, ada 100 lokasi jembatan dan gorong-gorong termasuk ada satu jalan. Anggaran yang sudah dikeluarkan sekitar Rp24 miliar,” ucap Makmuri usai melakukan pengecekan pembangunan jembatan di Kampung Tanjung Anom, kemarin.

Bahkan dari hasil pengecekan di lapangan, kualitas bangunan dengan pola konstruksi pengerjaan Box CULVERT, jembatan yang dibangun diperkirakan bisa bertahan sampai 40-50 tahun.

Contoh rekonstruksi jambatan yang berlokasi di Dusun 05 Kampung Tanjung Anom, Kecamatan Terusan Nunyai, Lamteng, dengan pola pengerjaan box CULVERT type double d3 M x 3 M x 2, L=8M, dengan anggaran Rp 310.786.000, sumber dana APBD, yang saat ini dalam tahap pengerjaan, diprediksi akan mampu bertahan 40-50 tahun. “Walaupun anggaran yang digunakan mimin, namun kualitas kita berani diadu, kami selalu kontrol pengerjaannya dan apabila tidak sesuai kita minta bongkar diperbaiki,” tutur Makmuri.

Baca Juga:  Tinjau 91 Command Center, Kapolri dan Panglima TNI Pastikan Kesiapan Personel Jelang KTT ASEAN  

Kata Makmuri, perinsip rehabilitasi dan rekonstruksi ada tiga, yang pertama evisensi anggaran, kedua harus mempertimbangkan supaya lebih tahan terhadap bencana dan yang ketiga melibatkan masyarakat.

“Jadi meski kita mengunakan anggaran yang sangat minim, tapi kita bisa menghasilkan bangunan yang bagus dan berkualitas. Bahkan, masyarakat yang ikut terlibat langsung di dalam pembangunan puas dengan pembangunan yang dikerjakan,” tuturnya.

Makmuri menjelaskan, bahwa di tahun 2024 ini, BPBD telah melaksanakan pembangunan sebanyak 23 titik lokasi pengerjaan jembatan. Dimana terdapat 50 persen pekerjaan telah selesai dan 50 persennya, masih dalam tahap pengerjaan.

“Untuk di tahun 2024 ini, kita ada 23 lokasi pengerjaan jembatan. Dari 23 lokasi itu, sekitar 50 persen sudah selesai. Dan 50 persen masih ada yang baru mencapai 70 persen pengerjaan fisiknya, yang 20 persen pun masih ada. Seperti di Kampung Sukanegara, Kecamatan Bangun Rejo, masih dibawah 20 persen. Kerena jembatan itu fisiknya besar, maka memakan waktu lama. Jembatan ini berada di jalan Kabupaten di sungai Way tipo. Selama ini dalam pengerjaan terkendala curah hujan tinggi. Kita Tergetkan mudah mudahan September ini pengerjaannya selesai,” bebernya.

Kreteria, untuk mendapatkan bantuan dana BTT ini, lebih lanjut kata Makmuri, adalah dengan pengusulan. Jika ada infrastruktur terkena bencana, misalnya jembatan atau gorong gorong, Kepala Kampung membuat proposal dan permohonan.

“Ada laporannya, kemudian ada pernyataan pemerintah Kampung dan tokoh masyarakat disitu. Yang menyatakan bahwa telah terjadi bencana, yang kemudian proposal itu ditujukan kepada bupati. Setelah itu, nanti Bupati disposisi ke BPBD, kalau memang disuruh menindak lanjutin kita tindak lanjutinya,” jelasnya.

Kemudian, kita lakukan survei kelapangan, kalau memang itu layak untuk dilakukan rehabilitasi atau rekonstruksi kita bikin telaah ke staf ke pak bupati.

Baca Juga:  Bupati Tuba Menghadiri RDPU Banggar DPR-RI

“Kalau pak Bupati setuju dari telaah staf itu, nanti kita tindak lanjut dengan sk tanggap darurat, kemudian sk transisi tanggap darurat. Kalau memang setuju dengan anggaran yang ada, kita ajukan ke Bupati. Nanti, kita tetapkan SK bantuannya. Setelah sk bantuan ditetapkan, baru kita kelola anggaran dana dari pemerintah daerah di transfer ke bendahara BPBD, sudah di kas BPBD kemudian kita transfer ke kas pemerintah Kampung. Jadi yang melaksanakan pengerjaannya pemerintah Kampung,” terangnya.

Sementara itu, Hasan masyarakat yang sering melintas, saat dikonfirmasi mengatakan, Bahwa merasa bersyukur dengan terbangun nya jembatan dan gorong-gorong tersebut.

” Alhamdullillah kami sangat bersyukur sekali,sudah terbangun nya jembatan dan gorong-gorong ini,dulu jalan kaki aja susah apa lagi bermotor. Sekarang ini udah enak nyaman tidak licin lagi dilewati,” tuturnya.

Makmuri berpesan, agar masyarakat selalu waspada dalam mengantisipasi setiap bencana alam yang terjadi. Sebab, dengan adanya perubahan iklim yang terjadi tidak menutup kemungkinan bencana banjir, puting beliung bisa saja terjadi dimana mana, termasuk Lampung Tengah.

“Pesan saya kepada masyarakat yang kaiatanya dengan bencana di Kabupaten Lampung Tengah supaya tetap waspada. Dengan adanya perubahan iklim tidak menutup kemungkinan bencana banjir, puting beliung bisa saja terjadi dimana mana, termasuk Lampung Tengah. Tetap tingkatkan kewaspadaan. Untuk mengantisipasi ini kewaspadaan dini harus tetap dilakukan. Kaitannya dengan bencana puting beliung, maka jika ada pohon tinggi di samping rumah, dilakukan penebangan sehingga apabila terjadi bencana angin puting beliung tidak menimpa rumah. Kemudian saluran air yang tersumbat agar dilakukan pembersihan agar supaya tidak terjadi banjir,” imbaunya.

 

Makmuri menambahkan, kemudian saya berharap kepada masyarakat seandainya jika tertimpa bencana baik itu bencana banjir atau puting beliung atau bencana lain agar segera melapor ke Pemerintah Kabupaten khususnya ke BPBD. (RIKI)

Artikel Terkait

Back to top button