Lampung

Basur Ajak Masyarakat Kabupaten Lampung Tengah Menjaga Toleransi

Suaratrans, LAMPUNGTENGAH – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Bambang Suryadi (Basur) ajak masyarakat kabupaten Lampung Tengah, terus menjaga toleransi.

Meski terdiri atas berbagai etnis, suku, ras dan agama, masyarakat Lampung Tengah dirasa tetap bisa menjaga kerukunan antar sesama.

Dalam sosialisasi empat pilar kebangsaan di posko perjuangan Lampung Tengah, Sabtu (30/11/2019). Anggota DPRRI dapil Lampung II ini mengatakan perbedaan pendapat, suku, ras, dan agama yang terjadi dalam kelompok masyarakat dan lingkungan bisa diselesaikan dengan pancasila.

“Mengutip kata-kata bung Karno Intisari dari adalah gotong royong. Semua permasalahan dengan gotong royong dan musyawarah mufakat dapat diselesaikan. Tidak ada ego sektoral dalam bermasyakat di lingkungan,” kata anggota komisi V DPR RI ini.

Baca Juga:  KAPI Lampung Selatan: Sarang Koruptor Kok Dapat Opini WTP

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengakatakan bagaimana Pancasila mampu merefleksikan nilai luhur bangsa Indonesia, seperti religiositas, kemanusiaan, nasionalisme, gotong royong, dan keadilan.

“Pendiri bangsa menggali nilai luhur bangsa sehingga lahirlah Pancasila lewat permenungan yang mendalam. Dan Pancasila terbukti lintas zaman lintas generasi dalam menjawab segala tantangan,” ujarnya.

Dia mencontohkan, dalam implementasikan poin sila pertama ketuhanan yang maha esa, jangan diartikan secara sempit, bung Karno mengatakan ketuhanan yang berkebudayaan, sehingga tidak adalagi perdebatan di masyarakat Indonesia yang beragama Islam menggunakan sarung dan kopiah.

“Kopiah dan sarung merupakan identitas muslim indonesia yang mengimplementasikan nilai Pancasila, ketuhanan yang berkebudayaan. Begitupun dengan hindu, di Indonesia tak perlu ke India-indian, ataupun katolik tak harus ke Eropa-Eropaan. Sesuai karakter dan budaya Indonesia yang perlu dijunjung tingggi,” kata pria kelahiran Blitar ini.

Baca Juga:  IJTI Gelar Pelatihan Jurnalistik

Dengan sosialisasi empat pilar itu, dia menambahkan, pemahaman publik terhadap nilai-nilai kebangsaan bisa semakin meningkat. Kita harus menyadari kondisi bahwa ke depannya kita akan menghadapi tantangan yang tidak mudah.

“Ke depan kita akan menghadapi tantangan yang tidak mudah. Untuk itu, kita sangat perlu memperkuat diri kita agar mampu menghadapi goncangan. Salah satunya dengan memperkuat wawasan kita mengenai empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Sehingga idiologi pemahan khilafah tidak berkebang di Indonesia, sekaligus melawan penyebaran radikalisme di masyarakat yang dapat merusak keutuhan NKRI,” kata dia. (BOWO)

Artikel Terkait

Back to top button