Setiap Turun Hujan, Jalan Pesisir Rajabasa Seperti Kubangan Kerbau
SUARATRANS.COM, LAMPUNG SELATAN – Masyarakat Kecamatan Rajabasa dan pengguna jalan mengeluhkan kondisi jalan di Dusun Ujau, Desa Rajabasa, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, dikarenakan seperti kolam pemancingan setiap turun hujan.
Setiap warga melintas setelah turun hujan, jalan tersebut seperti kolam dan kubangan kerbau dibadan jalan, akibat jalan rusak dan hancur yang tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah.
Sedangkan jalan tersebut, merupakan akses utama jalan lingkar Gunung Rajabasa, dan jalan wisata yang ada disepanjang pesisir Kecamatan Rajabasa.
Dan berdasarkan informasi dilapangan, jalan tersebut milik Provinsi Lampung dalam perawatannya.
Salah satu warga Kecamatan Rajabasa Arif menuturkan, dirinya yang hampir setiap hari melintas di jalan tersebut, sangat mengeluhkan jalan yang hancur bagaikan kubangan kerbau. Bahkan, jika malam hari, dirinya khawatir karena minimnya lampu penerangan jalan, dikhawatirkan jika orang luar dari kecamatan rajabasa tidak mengetahui lokasi jalan tersebut, jelas akan terjatuh dan makan korban.
“Jalan hancur udah lama masih belum ada perbaikan, padahal sering di beritakan, kok nggak ada respon,” katanya kepada media, minggu 4 Oktober 2018.
Begitu juga Efendi, warga asal Sukaraja, mengatakan begitu melihat jalan hancur tersebut memang harus secepatnya di respon oleh pemerintah, jangan sampai menunggu jatuh korban.
Sedangkan kondisi jalan saat ini sangat memprihatinkan, tidak berbentuk jalan transportasi, sebab sudah seperti empang kolam ikan dan mirip seperti kubangan kerbau jaman dulu.
“Tidak ada alasan untuk tidak di perbaiki, oke lah, itu jalan provinsi tapi, di kabupaten ada Bupati, Ada Dinas PUPR ada Camat, ada Kepala Desa, tidak mesti berpangku tangan,” katanya.
Lebih lanjut Efendi mengatakan, seharusnya jalan ini dapat perhatian khusus, menginggat jalan ini jalan satu-satunya yang ada di Kecamatan Rajabasa yang menghubungkan antar desa dan Kecamatan.
“Coba para pemangku jabatan duduk bersama cari solusi, kalau Pemerintah Provinsi tidak mampu lagi memperbaiki, tembuskan ke Pemerintah Pusat, atau cari solusi yang terbaik,” tutupnya. (RED)